Senin, 11 Mei 2009

Pesawat Sederhana

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dari hasil penelitian dan percobaan yang dilakukan oleh para Ahli. Ternyata, sistem yang digunakkan dari pesawat sederhana yang telah dikembangkan itu, dapat menghasilkan sebuah alat yang luar biasa. Contoh: mobil, gergaji mesin, traktor, gir sepeda, dan lain-lain.

Jadi, fisika itu asyik dan penarik bukan.Untuk lebih jelasnya marilah kita lihat pada bab selanjutnya.

B.Tujuan
Karana pentingnya dan minimnya informasi tentang pembuktian rumus jungkat-jungkit (F 1 x l 1 = F 2 x l 2) mengantarkan penulis untuk menjelaskan sedikit tentang hal tersebut.
Selain itu, Penulis juga ingin menanamkan rasa pentingnya pendalaman ilmu pengetahuan dasar diantaranya fisika (jungkat-jungkit) yang tidak kalah pentingnya dengan ilmu terapan.

C. Jenis Kegiatan
1. Membuat tabel kerja.
2. Menimbang setiap anggota.
3. Menggukur salah satu lengan pada jungkat-jungkit.
4. Menduduki lengan pada jungkat-jungkit (dua orang. satu orang duduk pada lengan pertama, dan yang lainnya duduk di lengan kedua).
5. Menghitung lengan lainnya dengan rumus (F 1 x l 1 = F 2 x l 2).

D. Tempat dan Waktu
Tempat dan waktunya pelaksanaan kegiatan penelitian ini adalah: Minggu, 29 Maret 2009 tepatnya jam 07.00-18.00 yang dilaksanakan di Study Wisata Bukit Flora Gunung Petung Tutur, Nongkojajar-Pasuruan-Jawa timur.








BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.Pengertian Pesawat Sederhana
Kamu tentu tahu bahwa di sekitar kita banyak sekali peralatan yang digunakan untuk mempermudah melakukan pekerjaan. Alat-alat tersebut diciptakan manusia dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit seperti motor, mobil, pesawat terbang, telepon, televisi, facsimili, komputer dan lain-lain. Alat iang digunakan oleh manusia untuk memudahkan melakukan pekerjaan atau kegiatan disebut pesawat. Ada dua jenis pesawat, yaitu : pesawat sederhana dan pesawat rumit. Pesawat sederhana adalah alat bantu kerja yang bentuknya sangat sederhana contohnya adalah tuas, bidang miring, dan katrol. Pesawat rumit adalah pesawat yang terdiri dari susunan beberapa pesawat rumit contonya pesawat terbang, pesawat telepon, pesawat televisi, mobil, motor, sepeda dll.
Mungkin kalian sempat berfikir???, bahwa pesawat yang penulis maksud adalah pesawat terbang atau sejenisnya. Kalian salah besar!!! Berikut ini adalah gambar pesawat sederhana sebelah kiri, pesawt rumit sebelah kanan.



B. Macam-macam Pesawat Sederhana
1.katrol
2.Tuas
3. Baji
4. Roda dan poros
5. Sekerup
6. Bidang Miring







Bagian-Bagian Tuas

Dari gambar tersebut dapat dilihat bagian-bagian utama pada tuas yaitu :
Benda yang berbentuk batang yang berfungsi sebagai pengungkit
Penyangga/penumpu/titik tumpu T diletakkan antara kedua ujung batang tersebut .
Titik beban B yaitu ujung yang digunakan untuk meletakkan benda yang akan diangkat
Titik kuasa F, yaitu ujung pengungkit yang diberi gaya kuasa untuk mengangkat beban.

Keterangan :
B : Beban yang akan diangkat (satuannya Newton )
Lb : Jarak antara Beban dengan titik tumpu (satuannya meter )
F : Kuasa ( gaya yang akan mengangkat beban ) (satuannya Newton )
Lk : Jarak antara Kuasa dengan titik tumpu (satuannya meter )

Jenis Tuas
Berdasarkan letak titik tumpunya, tuas dapat dikelompokkan menjadi 3 kelas/jenis :
Tuas kelas pertama
Tuas kelas yang pertama yaitu tuas yang memiliki titik tumpu berada diantara titik kuasa F dan titik beban B, Contohnya : gunting, palu dan sebagainya


Tuas kelas kedua
Tuas kelas kedua yaitu tuas yang memiliki titik beban berada di antara titik kuasa F dan titik tumpu T atau bebannya diletakkan diantara titik tumpu dan titik kuasa

Contoh alat yang bekerja berdasarkan prinsip tuas kelas kedua antara lain :
1. Gerobak dorong
2. Pembuka botol
3. pemecah biji
Tuas kelas ketiga
Tuas yang titik kuasa F posisinya berada diantara titik tumpu T dan titik beban B contohnya: penjepit, pinset, tangan memegang beban, dsb.

C. Sistem Jungkat-Jungkit
Sebenarnya, jungkat-jungkit ini merupakan tuas golongan pertama, yaitu: titik tumpu berada diantara lengan beban dan lengan kuasa.sedangkan tuas memiliki tiga golongan. berikut sistimnya:
1. Apabila lengan beban lebih panjang dari lengan kuasa, makah tenaga yang dikeluarkan lebih besar.
2. Apabila lengan beban lebih pendek dari lengan kuasa, makah tenaga yang dikeluarkan lebih kecil.
3. Apabila lengan beban sama panjang dari lengan kuasa, makah tenaga yang dikeluarkan sama besar.
Namun, antara tuas golongan pertama, dengan tuas golongan kedua dan ketiga, memiliki perbedaan pada fungsi pemakaiannya, yang sudah dijelaskan pada halaman sebelumnya.



C. Pengembangan Teori Dasar Jungkat-Jungkit Dengan Hukum Archimedes
Apa hubungannya Teori Dasar Jungkat-Jungkit Dengan Hukum Archimedes??? Mungkin kelihatannya topik pembahasannya sekarang lagi keluar lintasan??!! Maaf kalian salah!!! Agar tidak terjadi salah paham, marilah kita pelajari dengan seksama Pengembangan Teori Dasar Jungkat-Jungkit Dengan Hukum Archimedes.
Untuk mengulas materi ini, penulis memilih dongkrak hidrolik sebagai deskripsinya. .Coba kita lihat dengan seksama, pada bagian dongkrak ini, ada yang terlihat seperti jungkat-jungkit bukan??? Pada bagian itulah, peranan teori dasar jungat-jungkit bekerja sebagai pompa untuk memasukan zat cair yang kemudian dilanjutkan dengan teori dasar hukum archimedes yang berfungsi melanjutkan hasil pompaan dengan cara menekan kesegala arah pada ruangan tertutup.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Teori Dasar
1. Apabila lengan beban lebih panjang dari lengan kuasa, maka tenaga yang dikeluarkan lebih besar.
2. Apabila lengan beban lebih pendek dari lengan kuasa, maka tenaga yang dikeluarkan lebih kecil.
3. Apabila lengan beban sama panjang dari lengan kuasa, maka tenaga yang dikeluarkan sama besar.

B. Alat dan Bahan
1. Alat ukur (meteran).
2. Jungkat-jungkit.
3. Alat tulis.
4. Hp kamera (sebagai bukti fisik).

C. Cara Kerja
1. Membuat tabel kerja.
2. Menimbang setiap anggota, kemudian datanya dimasukan pada tabel kerja.
3. Menggukur salah satu lengan pada jungkat-jungkit.
4. Salah satu anggota duduk di lengan yang telah diukur.
5. Anggota lainnya duduk pada lengan yang telah diukur
6. Menghitung lengan lainnya dengan rumus (F 1 x l 1 = F 2 x l 2).


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesalahan yang penulis lakukan pada percobaan pertama, bukan karena rumusnya yang salah. teapi, ada kendala-lain yaitu:
1.Timbangan yang telah penulis bawa tidak sesuai standart timbangan yang sebenarnya.
2.Mungkin adanya perpindahan (geser) dalam posisi duduk pada lengan.
Untuk membuat sebuah pesawat rumit dibutuhkan pemahaman tentang cara kerjanya, teori dasar, penggabungan dengan teori dasar lainnya lalu mengembangkannya.

B. Saran
Bagi Penulis, manusia adalah makhluk Allah yang memiliki kekurangan dan kelebihan. Untuk menutupi kekurangan tersebut, kami mohon kritik dan saran para pembaca untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan atau hal-hal yang kurang dari karya ilmiah ini.

2 komentar:

  1. oh, ya salam kenal, saya mo tanya, kalo orang memancing tuas golongan keberapa?

    BalasHapus

kira2 apa tema yg cocok untuk diangkat di blog q ini???